by Junanto Herdiawan

Asta Tinggi Sumenep, Madura / photo junanto with Samsung NX300

Belum ke Madura kalau belum mampir Sumenep. Bagi saya, Madura adalah Sumenep. Meski daerah Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan, memiliki kelebihan dan keunikan sendiri-sendiri, Sumenep bagaikan puncak dari kelengkapan Pulau Madura. Kabupaten yang berada di ujung timur pulau Madura itu, memiliki sejarah yang panjang dan strategis dalam terbentuknya Nusantara.

Pertemuan saya dengan beberapa pejabat dari Kabupaten Sumenep beberapa lalu menambah wawasan tentang Sumenep. Secara berseloroh, mereka bercerita bahwa tanpa Sumenep, belum tentu ada Sumpah Palapa Majapahit. Mungkin betul apa yang disampaikan mereka. Sumenep memang cikal bakal Majapahit.

Adipati pertama Sumenep adalah Raden Arya Wiraraja, yang dilantik pada tanggal 31 Oktober 1269. Ia adalah seorang ahli strategi yang juga visioner. Bersama Raden Wijaya, Arya Wiraraja mendirikan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Dari situlah, kemudian Majapahit menjadi kerajaan besar di Nusantara, dan lahirlah Sumpah Palapa.

Jadi memang betul kata kawan-kawan di Sumenep, peranan Sumenep dalam terbentuknya Nusantara cukup penting. Sepanjang sejarah, Sumenep menjadi pusat kerajaan di Madura. Tercatat ada lebih dari 35 raja yang pernah memimpin kerajaan Sumenep.

Peninggalan kerajaan tersebut masih dapat dilihat hingga saat ini. Saya mampir ke satu tempat yang memiliki cerita panjang, yaitu Asta Tinggi, atau dalam bahasa Madura dibaca “Asta Tenggih”. Asta berarti pemakaman, dan Tenggih berarti letaknya di dataran tinggi. Untuk mencapai Asta Tinggi memang kita harus naik ke atas terlebih dahulu.

Bangunan di pemakaman Asta Tinggi / photo junanto with Samsung NX300

Asta Tinggi juga dikenal dengan sebutan Asta Raje (Asta Pangradje) yang berarti tempat pemakaman pejabat atau pembesar dari Kerajaan Sumenep. Dilihat dari tahun pembuatan, Asta Tinggi dibangun sekitar abad ke-17, atau setelah Islam masuk Sumenep. Di Asta Tinggi ini, kita dapat melihat makam raja-raja yang terkenal dari Sumenep seperti Pangeran Jimad, Bindara Saod, dan Pangeran Panji Pulang Jiwa, Panembahan Semolo, dan Sultan Abdurrahman Pakunatan Ningrat.

Kalau melihat pada arsitektur bangunan di Asta Tinggi, saya melihat sebuah perpaduan yang unik pada berbagai unsur. Ada hiasan atau ornamen yang mengandung unsur Eropa, Tiongkok, Jawa, dan khas Madura sendiri. Bentuk gapura sebelum memasuki Asta Tinggi juga unik karena mengandung berbagai unsur tersebut. Gapura, berasal dari bahasa Arab yaitu “Ghafura” yang berarti pengampunan. Menurut kepercayaan, memasuki gapura berarti melewati satu tahapan menjadi manusia yang lebih baik, dan berharap dapat diampuni dari dosa-dosa.

Setelah berziarah di Asta Tinggi, membaca doa dan dzikir, saya melanjutkan penjelajahan di Sumenep ke Masjid Jami atau Masjid Agung Sumenep. Masjid ini juga unik dan memiliki aura tersendiri. Masjid ini adalah satu dari 10 masjid tertua di Nusantara. Inilah landmark Pulau Madura. Dibangun pada masa Panembahan Somala,  dimulai pada tahun 1779 Masehi dan selesai 1787 Masehi, masjid ini merupakan pilar terpenting bagi Keraton Sumenep. Dari dahulu hingga hari ini, Masjid ini menjadi tempat ibadah bagi keluarga Keraton dan Masyarakat.

Gerbang Utama Masjid Jami Sumenep / photo junanto with Samsung NX300

Saya terkagum-kagum pada arsitektur bangunan masjid yang banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura. Pintu gerbangnya menjadi contoh. Dilihat sekilas, gerbang pintu masuk utama masjid corak arsitekturnya bernuansa kebudayaan Tiongkok. Sementara bangunan utama masjid secara keseluruhan terpengaruh budaya Jawa pada bagian atapnya dan budaya Madura pada pewarnaan pintu utama dan jendela masjid, sedangkan interior masjid lebih cenderung bernuansa kebudayaan Tiongkok pada bagian mihrab.

Filosofi pintu gerbang masjid Sumenep ini menarik deh (lihat foto di atas). Di atas gapura terlihat ada ornamen berbentuk dua lubang tanpa penutup. Awalnya saya bertanya untuk apa dua lubang itu. Tapi dari penjelasan kawan-kawan, katanya dua lobang itu adalah simbolisasi dari dua mata manusia. Di atas kedua lobang tadi, ada cungkup segi lima yang berpusat ke atas. Itu adalah ibarat manusia yang menuju pada pusatnya, ke kiblat di tanah suci, ataupun ke Illahi Robb.

Di sebelah kanan dan kiri pintu utama, ada dua pintu kecil yang bentuknya lengkung. Nah ini ibarat dua telinga manusia, yang dimaksudkan agar kita bersikap bijaksana, lebih banyak mendengar dari berbicara. Kalau adzan dikumandangkan, khotbah disampaikan, ataupun ayat-ayat suci dikumandangkan, kita diminta untuk mendengar.

Lalu ada lagi yang menarik. Ornamen-ornamen yang berbentuk rantai. Apa maksudnya? Itu dimaksudkan agar umat itu harus bersatu, jangan saling menyalahkan, menganggap kelompoknya sendiri yang paling benar, ataupun meneror kelompok lain. Intinya janganlah bercerai berai.

Ajaran yang sangat baik dan penuh makna dari gapura di masjid Jami Sumenep. Semoga filosofi itu masih terus dipegang hingga sekarang (semoga).

Berbagai perpaduan unsur asing dan luar di bangunan-bangunan Kerajaan Sumenep  menunjukkan bahwa Pulau Madura, khususnya Sumenep,  di masa lalu sangat terbuka pada akulturasi berbagai budaya. Keterbukaan dan kesediaan menerima perbedaan-perbedaan tersebut menjadikan Sumenep di masa lalu mampu tampil sebagai salah satu kerajaan terpenting di Nusantara, bahkan menjadi cikal bakal kerajaan Majapahit.

Terus terang selama ini saya paling jauh ke Pulau Madura hanya sampai Bangkalan. Lokasinya yang dekat dengan Surabaya, menyeberang Jembatan Suramadu, menjadikan Bangkalan sebagai pintu gerbang Madura yang bisa ditempuh dalam waktu beberapa menit saja. Sementara untuk mencapai Sumenep, kita harus menempuh lagi perjalanan darat ke arah timur selama kurang lebih 4 hingga 5 jam.

Tapi meski jauh, perjalanan ke Sumenep sungguh berarti, karena di Sumenep, kita bisa melihat Pulau Madura seutuhnya.

Jalan-jalan ke Madura, harus mampir ke Sumenep. Salam.

Junantoherdiawan.com
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Inilah Masjid Tertua di Kalimantan Barat yang Indah
Inilah Masjid Tertua di Kalimantan Barat yang Indah
Masjid ini dahulu pernah direnovasi oleh Sultan Muhammad Sjafiuddin II. Lokasi masjid sebelumnya merupakan kediaman Sultan Umar Akamuddin I (1708-1732M) yang kemudian berubah fungsi menjadi sebuah mushola. Inilah Masjid Jami Kesultanan Sambas yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Barat. Pemberian nama masjid ini dilakukan oleh Sultan Muhammad Sjafiuddin II. Masjid ini
Sajian Istimewa dari Tanah Rempah
Sajian Istimewa dari Tanah Rempah
Sejak dahulu tanah Maluku terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Masyarakat Maluku bahkan pandai untuk memodifikasi atau meracik berbagai ragam kuliner mulai dari makanan hingga minuman dengan bahan dasar rempah. Ragam kuliner tersebut menghasilkan sajian istimewa nan khas yang mampu menggugah selera setiap orang yang mencicipinya.
''Wanita dan Perspektif Keamanan Pangan''
''Wanita dan Perspektif Keamanan Pangan''
Bojonegoro merupakan salah satu penghasil padi terbesar di Indonesia dengan luas pertanian dan perkebunan sekitar 77.263 Ha (35,58% dari total luas wilayah Kab. Bojonegoro). Walaupun seluas 41.213 Ha merupakan lahan kering, pada tahun 2012, Bojonegoro mampu memproduksi sebanyak 803.059,56 ton padi dan sekitar 318.264 ton hasil pertanian dan palawija lainnya, seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.
Indonesia Peringkat ke-12 Dunia dengan Jumlah Sarjana Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) terbanyak
Indonesia Peringkat ke-12 Dunia dengan Jumlah Sarjana Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) terbanyak
Indonesia menempati urutan ke-12 dalam ranking persentasi sarjana di bidang Science, Technologi, Engineering, Mathematics (STEM) yang disusun oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development, OECD). OECD menyusun rangking 40 negara termaju di dunia berdasarkan persentasi sarjana di bidang STEM terhadap jumlah seluruh lulusan perguruan tinggi
Hebat, 3 Anak Bangsa ini Dapat Penghargaan di Inggris
Hebat, 3 Anak Bangsa ini Dapat Penghargaan di Inggris
Bangga, kabar penghargaan kembali diterima oleh anak-anak bangsa. Kali ini tiga tokoh Indonesia lulusan universitas di Inggris mendapatkan penghargaan sebagai lulusan Inggris terbaik dari pemerintah Inggris melalui British Council dalam Education UK Alumni Award 2016, Kamis malam waktu setempat.  Tiga tokoh tersebut adalah Betty Purwandari, Direktur Teknologi Informasi dari Universitas Indonesia,
Inilah Satu-satunya Wakil Indonesia di Perhelatan Akbar SXSW 2016
Inilah Satu-satunya Wakil Indonesia di Perhelatan Akbar SXSW 2016
Shaggydog, salah satu band ternama dari kota Yogyakarta dipastikan akan tampil di sebuah festival bertajuk The South by Southwest (SXSW) Music Conferences and Festival di bulan Maret 2016.SXSW sendiri merupakan sebuah perhelatan akbar insan musik dan dunia hiburan yang diselenggarakan setiap tahun di Austin, Texas, Amerika Serikat, dimana ada sekitar