"Aku tidak dapat membayangkan masa kecilku tanpa buku.

Karena buku, aku bisa berjalan-jalan keliling dunia di suatu sore, setiap sore.

Buku membantuku sehingga aku menjadi pribadi yang sekarang ini.

Karena itulah hatiku menangis ketika melihat anak-anak di daerah pelosok di Indonesia Timur tidak memiliki akses buku.

Teringat, lima tahun yang lalu, aku bertanya kepada beberapa anak tentang cita-cita mereka.

Dan sayangnya aku hanya mendengar dua jawaban: menjadi guru atau pastor.

Tidak ada masalah dengan kedua profesi tersebut, namun kusadari bahwa ternyata anak-anak itu tidak dapat berpikir tentang profesi lainnya, karena di desa mereka – di dunia mereka – hanya kedua profesi itulah yang mereka lihat dan kagumi.

Seorang anak perempuan di Pulau Rinca berkata padaku, “Jika besar nanti, saya ingin menjadi perawat, tapi saya tidak yakin bisa. Semua tergantung ayah. Kalau ia punya uang, maka saya bisa sekolah perawat dan menggapai mimpi itu. Namun jika tidak… “

Anak perempuan itu berhenti berkata-kata…

Anak-anak ini masih sangat muda [6-13 tahun], tapi mereka sudah membatasi mimpi-mimpi mereka.

Namun aku percaya, buku dapat mengubah itu semua!

Aku percaya, buku dapat mengenalkan mereka pada dunia dan memicu imajinasi mereka.

Aku percaya buku dapat memberikan inspirasi, dan membuat mereka menjadi berani bermimpi besar!

Akhirnya, aku mendirikan sebuah perpustakaan anak-anak di Flores, di Indonesia bagian Timur.

Lima tahun kemudian, berawal dari satu perpustakaan anak, inisiatifku itu telah berkembang menjadi sebuah organisasi sosial bernama Taman Bacaan Pelangi dan kami telah mendirikan 29 perpustakaan anak-anak yang tersebar di 14 pulau di Indonesia Timur. Taman Bacaan Pelangi telah menyediakan akses lebih dari 50.000 buku bacaan dan menjangkau lebih dari 6.000 anak-anak di desa-desa terpencil di Indonesia Timur.

Aku ingin setiap anak di Indonesia Timur memiliki akses buku karena buku dapat membantu mereka untuk berani bermimpi. Dan bagiku, memiliki mimpi itu sangat penting, karena mereka akan termotivasi untuk belajar dan berusaha keras untuk menggapainya.

Aku tahu, ketika anak-anak ini sudah cinta membaca, kita tidak akan dapat menghentikan mereka."

=======

Teks oleh Nila Tanzil, pendiri Taman Bacaan Pelangi. Anda dapat membantu Nila untuk menyediakan lebih banyak lagi buku cerita bagi anak-anak di Indonesia. Jika Anda punya buku bacaan berbahasa Indonesia yang ingin disumbangkan, silakan titip di lokasi-lokasi berikut. Atau klik di sini untuk menyumbang secara online.

=======

Film oleh Peter Wall

=======

Sebuah Kisah Our Better World - menceritakan kebaikan, menginspirasi tindakan.

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook
READ NEXT
BACK TO TOP
HOLA, Ajak Anak Jadi Duta Bangsa Indonesia di Amerika
HOLA, Ajak Anak Jadi Duta Bangsa Indonesia di Amerika
Sekelompok anak – anak usia sekolah dasar ramai mengunjungi sebuah rumah di jalan Dickinson, wilayah selatan kota Philadelphia. Rumah yang diberi nama “House of
Berkat Cantik Itu Luka, Tasikmalaya Mendunia
Berkat Cantik Itu Luka, Tasikmalaya Mendunia
Novel karya Indonesia mendapatkan penghargaan tingkat dunia, sebuah novel berjudul Cantik itu Luka karya dari Eka Kurniawan. Karya yang disebut berkesan tersebut memenangkan penghargaan
Aku Sangat Muda, Aku Sulut "Bandung Lautan Api" di Tanah Sunda
Aku Sangat Muda, Aku Sulut "Bandung Lautan Api" di Tanah Sunda
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaringTetapi bukan tidur, sayangSebuah lubang peluru bundar di dadanyaSenyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia
Karya Pujangga-pujangga Indonesia, dalam Format Digital
Karya Pujangga-pujangga Indonesia, dalam Format Digital
Indonesia kaya akan karya sastra pujangga-pujangga di masa lalu. Mereka lah yang, seolah, memberikan gambaran kepada kita akan kehidupan sehari-sehari pendahulu-pendahulu kita di masanya.
Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api
Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api
Kejadian Bandung Lautan Api merupakan salah satu perjuangan Indonesia setelah kemerdekaan. Terjadi pada tanggal 23-24 Maret 1946, sekitar 200.000 penduduk Kota Bandung membumihanguskan tempat
Bandung Lautan Api, Cermin Bangsa yang Berani
Bandung Lautan Api, Cermin Bangsa yang Berani
"Halo-halo Bandung..ibukota Periangan Halo-halo Bandung..kota kenang-kenangan, Sudah lama Beta..tidak berjumpa dengan kau Sekarang telah menjadi lautan api Mari, Bung..rebut kembali" Itulah lagu "Halo, Halo