Es Krim Buah Naga bawa Indonesia Juarai Kompetisi Socialpreneurship Se-ASEAN

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Tim OSIRIS dari Indonesia memenangkan Kompetisi Social Business Plan ASEAN Young Socialpreneur 2015. Kompetisi yang digelar oleh Global Engagement Office (GEO) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut melibatkan berbagai perguruan tinggi di ASEAN.

Sebanyak 20 tim, seperti dari Filipina, Malaysia, Sangapura, Thailand, Kamboja dan Indonesia sebagai tuan rumah ambil bagian dalam kesempatan itu. Masing masing tim mempresentasikan model bisnis yang berbasis sosial di hadapan para juri dari kalangan akademisi dan praktisi social enterpreneurship.

Direktur DEQPI FEB-UGM, Rika Fatimah berharap, kegiatan ini dapat membangun wirausaha-wirausaha muda. “Sekaligus bisa mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat khususnya di berbagai negara yang ada di ASEAN,” tutur Rika.

Buah Naga

Pemenang kedua adalah Tim AKABA dari Filipina. Tim IWAK ME dari Indonesia meraih predikat Pemenang Ketiga. Sementara runner up dipegang oleh Tim Greenovation dari Indonesia.

Ketiga tim itu dinilai dewan juri memiliki proposal bisnis sosial yang aplikatif. Proposal mereka juga memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan di masa depan. Bahkan, memiliki dampak sosial yang luas dan bermanfaat bagi masyarakat.

Tim OSIRIS sebagai pemenang pertama, mengusung isu pemberdayaan kelompok masyarakat penyandang disabilitas di Desa Sidomulyo, Yogyakarta. Program pemberdayaan kelompok masyarakat ini, dikemas dalam suatu ide yang cukup unik, yakni pembuatan Es Krim Buah Naga.

Salah satu anggota Tim OSIRIS, Sheila menyampaikan pembuatan buah naga sebagai es krim cukup mudah, seperti pembuatan es krim lainnya.

“Hanya mungkin masih jarang ditemukan es krim menggunakan buah naga, mungkin itu yang menarik,” kata Sheila Reswari, Senin (21/9/2015).

Mahasiswa FEB UGM Yogyakarta ini menyebut es krim adalah makanan yang disukai oleh banyak orang. Tak hanya anak kecil, orang dewasa dan bahkan orangtua menyukainya sehingga pasar terbuka lebar.

Rika Fatimah menyebut, pPengangkatan isu pemberdayaan masyarakat dengan disabilitas inilah yang menjadi nilai tambah dari tim OSIRIS. Mereka membuka lapangan pekerjaan bagi kelompok masyarakat yang pada umumnya cukup sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

“Inclusive wealth through inclusive opportunities to work, itu adalah poin pentingya,” ujar Rika.

Tim OSIRIS yang diperkuat juga oleh Aldo Egi Ibrahim dan Ali Bahtiar Sirry berhak mendapatkan hadiah berupa modal bisnis untuk implementasi program sebesar USD2.500 dari PT Pertamina Indonesia dan sesi pembinaan bisnis selama satu tahun dari Shell Indonesia. Sedangkan juara dua dan tiga mendapat biaya modal bisnis sebesar USD1.000, dan USD500 untuk runner up.

okezone.com

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ