Saya mungkin satu dari sekian banyak orang yang sangat bergembira ketika sekuel film Independence Day dibuat. Film "Independence Day : Resurgence" ini rencananya akan dirilis pada sekitar pertengahan 2016 di seluruh dunia dan gemanya mulai terdengar mulai dari sekarag. Inilah salah satu (dari beberapa) film yang paling banyak saya tonton, mungkin lebih dari 20 kali sejak dirilis pada tahun 1996.

(Salah satu scene di Independence Day II | foto: moviepilot.com)

Hampir 20 tahun lalu.  Selama film berlangsung, saya ternganga menyaksikan seluruh jalan ceritanya, mulai dari teknologinya, efeknya, hingga kebersamaan dan kesatuan berbagai elemen di AS (dan negara lain) menghadapi musuh bersama yang kuat tersebut. Waktu itu saya berpikir, "Ouwh..betapa bangganya orang Amerika melihat semua ini. Pasti film-film itu sangat membekas di batin banyak orang Amerika".  

Secara keseluruhan, film tersebut memang sangat memukau, namun ada satu penggalan kecil di film tersebut yang, menurut saya, benar-benar menggetarkan, yakni ketika sang presiden AS, Thomas J. Whitmore yang diperankan oleh Bill Pullman, berpidato di atas truk di depan pilot-pilot amatir  yang bersiap memerangi alien dengan pesawat raksasanya. Inilah pidato tersebut (semoga tidak salah):

Good morning. In less than an hour, aircraft from here will join others from around the world. And you will be launching the largest aerial battle in the history of mankind. “Mankind.” That word should have new meaning for all of us today. We can’t be consumed by our petty differences anymore. We will be united in our common interests. Perhaps it’s fate that today is the Fourth of July, and you will once again be fighting for our freedom… Not from tyranny, oppression, or persecution… but from annihilation. We are fighting for our right to live. To exist. And should we win the day, the Fourth of July will no longer be known as an American holiday, but as the day the world declared in one voice: We will not go quietly into the night! We will not vanish without a fight!  We’re going to live on! We’re going to survive! Today we celebrate our Independence Day!”

Presiden Whitmore saat berpidato (foto: moviepilot.com)

Mungkin saya tak perlu menterjemahkan pidato singkat tersebut, karena saya yakin para pembaca  juga sudah pernah melihat filmnya. Di film tersebut, pidato tersebut mempunyai pengaruh psikologis yang kuat, yang kemudian menginspirasi para relawan (terutama pilot-pilot sipil) untuk melawan musuh yang secara teknologi jauh lebih maju (alien dan pesawat-pesawat piring terbangnya).

Saya pernah membaca sebuah artikel di The Week, bahwa presiden Whitmore terpilih sebagai presiden terfavorit dalam film-film Hollywood lain yang menampilkan figur-figur presiden AS. Ditulis di situ bahwa "Thomas J. Whitmore is the most beloved U.S. Presidents in movie history. In conclusion, he gives the greatest, most aspiring speech, in cinematic history, that connects to both the peoples' historic roots and human ancestry to give them reasons to fight for humanity and the importance of the new worldwide Independence Day".

Tak hanya di dalam film. Para penonton, terutama orang Amerika, memandang pidato tersebut terpatri kuat dalam benak mereka, terutama mereka yang pada saat film tersebut dirilis pertama kali, mereka masih berusia remaja.

Saya bertemu dengan Michelle, seorang diplomat AS yang bercerita bahwa pilihannya bekerja untuk pemerintah AS adalah salah satunya dipengaruhi oleh film Independence Day yang ditontonnya bersama orangtuanya saat dia berusia 13 tahun. Film itu membuatnya begitu termotivasi untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat. Dia juga menceritakan bahwa banyak film-film bertema patriotisme dan heroisme Hollywood begitu mempengaruhi mindsetnya memandang bangsanya, dan bagaimana kemudian membuatnya memilih untuk mengabdikan diri untuk negaranya.

Tak hanya Michelle, sang diplomat, yang terinspirasi dari film tersebut, sang presiden di dunia nyata pun, tak bisa lepas dari Independence Day. Bahkan dalam pidato-pidato Presiden Obama juga dikabarkan terispirasi dari pidato menggelegar Thomas J. Whitmore, terutama saat menyambut hari kemerdekaan AS tiap 4 Juli.

Berikut ini adalah cuplikan-cuplikannya (menarik sekali):

Tentu, sang presiden pernah (mungkin sering) menonton film tersebut, ada kata-kata dalam pidato-pidatonya yang terlihat sekali menggemakan apa yang disampaikan oleh Thomas J Whitmore 20 tahun lalu.

Benarkah sebuah tayangan film bisa begitu menginspirasi sebuah bangsa? 

Masih ingat Hidethosi Nakata, pesebakbola Jepang yang sukses merumput di Eropa, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebangkitan sepakbola Jepang? Menurut Nakata, dulunya dia sama sekali tak menyukai sepakbola. Komik manga dan serial TV Captain Tsubasa-lah yang membuatnya berlatih sepakbola, mempelajari teknik-teknik sepakbola, dan memainkannya di lapangan. Hal yang sama juga dialami oleh banyak pemain Jepang lain di masanya. Dan titik ini menjadi pemicu lahirnya ekosistem sepakbola Jepang yang modern, disegani, dan berprestasi.

Saya yakin, serial Upin-ipin kini pun sedang membentuk pribadi anak-anak Malaysia bersiap diri menyambut masa depannya.

Adakah serial TV, atau film Indonesia yang sebegitu menginspirasi kita? Kalau belum ada, mari kita mulai.

Sumber:

http://www.tofugu.com/2013/12/18/captain-tsubasa-and-the-rise-of-japanese-soccer/

http://www.examiner.com/article/viral-video-of-president-obama-reciting-independence-day-presidential-speech  

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
1 Komentar
Tambahkan komentar Anda...
READ NEXT
BACK TO TOP
Mbah Ladino dan Wayang Kulitnya
Mbah Ladino dan Wayang Kulitnya
Namanya Ladino Ringgono. Masyarakat di Desa Braja Yekti, Kecamatan Braja Slebah, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, lebih akrab memanggilnya Mbah Ladino. Panggilan jamak yang diberikan kepada orang tua di desa ini, desa terdekat di Taman Nasional Way Kambas. Agustus lalu, lelaki kelahiran Wonogiri, Solo, ini merayakan ulang tahunnya yang ke-73. Namun, jauhkan pandangan
Burung Endemik Sulawesi Satu ini Dikenal dengan Sifat Setia Pada Pasangannya..
Burung Endemik Sulawesi Satu ini Dikenal dengan Sifat Setia Pada Pasangannya..
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) yang mulai langka dan dilindungi ini merupakan burung yang unik. Keunikannya mulai dari struktur tubuh, habitat, hingga tingkah lakunya yang salah satunya adalah anti poligami. Menurut Herman Sasia (42), salah seorang petugas polisi khusus Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, yang peduli dengan maleo dan sudah paham betul prilaku burung nan cantik dan ancaman terhadap telurnya,kalau betinanya menyimpan telurnya, sang jantan pasti menemani. Dan keduanya gantian berjaga. Kalau betina yang menggali tanah si jantan pasti berjaga-jaga. Begitu pula sebaliknya.
Mengenal Lagu "Anging Mammiri", dan Cerita di Baliknya
Mengenal Lagu "Anging Mammiri", dan Cerita di Baliknya
Sahabat semua mengenal lagu 'Anging Mammiri' sebagai adalah salah satu lagu tradisional suku Bugis di Sulawesi Selatan kan? Biasanya, banyak yang hanya tahu lirik pertamanya saja "Angin Mamiri Kupasang", yang sering kita artikan sebagai "Angin mamiri yang saya pasang". Hehe Tahukah anda, bahwa lagu ini juga identik dengan Kota Makassar. Yang
Lalijiwa, yang Manis dari Tanah Jawa
Lalijiwa, yang Manis dari Tanah Jawa
Indonesia memiliki banyak jenis mangga. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia. Salah satunya adalah mangga lalijiwa Si Manis Endemik Jawa. Lalijiwa atau lalijiwo, merupakan salah satu spesies mangga endemik Jawa. Nama latin tumbuhan ini adalah Mangifera lalijiwa. Dalam bahasa Inggris mangga lalijiwa disebut sebagai ‘laleejewo‘. Nama lalijiwa sendiri
Bagaimana Kampung Jawa Bisa Ada di Tengah Kota Bangkok?
Bagaimana Kampung Jawa Bisa Ada di Tengah Kota Bangkok?
"Kowe seko ngendi (Kamu dari mana)?" Kalimat bahasa Jawa itu terlontar dari penduduk lokal Thailand di tengah hiruk pikuk Kota Bangkok. Mengherankan? Jelas. Tapi itu benar-benar terjadi di Kampung Jawa yang ada tengah ibukota 'Negeri Gajah Putih' itu. Kalimat pertanyaan itu terlontar dari mulut Slamet Dariyat, salah satu penduduk Kampung Jawa. Dari
Binaragawati Cantik Indonesia Juara Di Singapura
Binaragawati Cantik Indonesia Juara Di Singapura
Sebuah prestasi besar dicatatkan binaragawati Indonesia, Monica Sinatra. Ia berhasil menjadi yang terbaik dalam Kejuaraan NABBA/WFF di Singapura, akhir pekan lalu.Dalam turnamen yang di helat tanggal 6 Februari itu, Indonesia berhasil merebut dua emas. Rangga Wijaya menang di kelas 70 kilogram, setelah itu Monica tampil memukau di kelas Women Sports